Pernah nggak sih kamu merasa capek… tapi nggak tahu capeknya kenapa?
Fisik sih nggak ngapa-ngapain banget. Kerjaan juga nggak terlalu padat. Tapi rasanya otak kayak penuh, dada sesak, dan pikiran nggak bisa berhenti muter terus. Kalau kamu pernah atau sedang mengalami itu, bisa jadi kamu sedang membawa sesuatu yang namanya: mental load.
Apa Itu Mental Load?
Mental load itu istilah untuk menggambarkan beban pikiran yang terus berjalan di belakang layar. Kayak background app di HP—nggak kelihatan, tapi nguras baterai.
Beban ini bisa berupa:
- Mengingat semua yang harus dilakukan
- Merencanakan dan mengatur kebutuhan orang lain
- Khawatir dengan hal-hal kecil sampai besar
- Menjadi “pusat kontrol” untuk keluarga, pekerjaan, atau hubungan sosial
Contoh sederhana: Seorang ibu yang sambil kerja, juga mikirin menu makan malam, jadwal imunisasi anak, tagihan listrik, sampai ulang tahun mertua minggu depan. Semuanya ada di kepala, dan harus diingat… terus-menerus.
Mental load itu nggak terlihat, tapi sangat terasa.
Kenapa Mental Load Bisa Menguras Energi?
Karena otak kita terus bekerja, bahkan saat tubuh istirahat. Ini membuat kita mudah lelah, gampang lupa, gampang marah, dan kadang merasa “kok aku kayak sendirian ya yang mikirin semua ini?”
Mental load itu bisa:
- Menurunkan konsentrasi
- Mengganggu tidur
- Memicu kecemasan
- Membuat burnout secara emosional
Dan sering kali… kita bahkan nggak sadar bahwa penyebabnya adalah beban pikiran yang terus-menerus ini.
Siapa yang Rentan Mengalami Mental Load?
Jawabannya: siapa saja.
Tapi, biasanya lebih banyak dialami oleh:
- Perempuan (terutama ibu, istri, atau caregiver)
- Pekerja kantoran dengan banyak tanggung jawab
- Anak pertama atau “tulang punggung” keluarga
- Orang yang perfeksionis dan sulit delegasi
Yang bikin rumit, mental load sering dianggap “tugas moral”, bukan beban. Jadi nggak diakui, nggak dibicarakan, dan akhirnya dipikul sendirian.
Ciri-ciri Kamu Mengalami Mental Load
Yuk, cek beberapa tanda berikut:
- Sering merasa lelah secara mental padahal fisik tidak terlalu lelah
- Sering mikir hal yang sama berulang-ulang (overthinking tugas, jadwal, kewajiban)
- Susah tidur karena otak terus aktif
- Merasa bertanggung jawab untuk memastikan semuanya berjalan lancar
- Sulit minta bantuan karena merasa “nggak enak” atau “toh lebih cepat aku yang ngerjain”
- Gampang kesal terhadap hal kecil
Kalau kamu merasa relate, jangan khawatir. Kamu nggak sendirian, dan kabar baiknya: mental load bisa dikelola.
Bagaimana Cara Mengurangi Mental Load?
1. Tuliskan semuanya
Daripada semua disimpan di kepala, coba tuangkan ke kertas atau aplikasi to-do list. Terkadang, yang bikin berat adalah karena semuanya menumpuk di pikiran dan terasa kacau. Dengan menuliskannya, kamu mulai “mengeluarkan” isi kepala satu per satu.
2. Delegasikan
Berani bilang, “Tolong bantu aku, ya,” itu bukan kelemahan. Itu tanda kamu manusia. Bagi tugas dengan pasangan, keluarga, atau rekan kerja. Jangan semuanya kamu sendiri yang mikirin.
3. Beri jeda
Mental load sering menumpuk karena otak nggak dikasih ruang untuk istirahat. Cobalah jeda sebentar setiap beberapa jam. Tarik napas. Jalan kaki lima menit. Minum air hangat. Kelihatannya kecil, tapi itu “reset” buat otak.
4. Terima bahwa kamu nggak bisa kontrol segalanya
Kadang kita merasa harus mengingat dan mengatur semua hal karena takut “kalau aku nggak ingat, nanti berantakan”. Tapi kenyataannya, nggak semua hal harus kamu kontrol. Biarkan beberapa hal berjalan… walau nggak sempurna.
5. Ngobrol
Ceritakan perasaanmu ke orang terdekat atau ke profesional. Menyuarakan isi pikiran membantu meringankan beban. Kadang, kita butuh orang lain untuk mengingatkan: “Kamu nggak harus sempurna, kok.”
Contoh Nyata: Mental Load di Kehidupan Sehari-hari
Bayangkan seorang perempuan yang bekerja dari rumah. Sepanjang hari, sambil Zoom meeting, dia juga mikirin:
- Anak udah makan belum?
- Laundry udah dijemur?
- Besok ada jadwal kontrol ke dokter
- Uang sekolah bulan depan cukup nggak?
- Jangan lupa bayar langganan internet
Belum lagi ditambah rasa bersalah kalau ada yang kelupaan. Semua ini, tanpa sadar, membuat energinya habis bahkan sebelum hari berakhir.
Mental Load Itu Nyata, Dan Kamu Boleh Minta Istirahat
Capek karena mikir itu nyata. Dan nggak ada yang salah dengan merasa lelah, apalagi kalau kamu memikul banyak hal dalam diam.
Jangan tunggu sampai burnout baru kamu berhenti. Mulailah dari hal kecil: akui bebanmu, tuliskan, bicara, dan minta bantuan.
Karena kamu bukan robot, kamu butuh istirahat. Dan karena kamu berharga, kamu layak merasa ringan.
Kalau kamu merasa mental load-mu mulai menumpuk, Alma Care siap jadi teman bicara. Melalui layanan konsultasi psikologi, kamu bisa menemukan cara yang tepat untuk mengelola beban pikiran dan merawat dirimu sendiri.
Yuk, mulai dari satu langkah kecil hari ini: berhenti sejenak, dan izinkan dirimu bernapas. 🌿