Kisah: Saya Pernah Merasa Kosong, Tapi Tidak Gila

Pernah nggak sih, kamu bangun tidur dan merasa semuanya… hampa?

Bukan sedih. Bukan marah. Bukan juga senang. Tapi kosong. Seperti semua warna hidupmu dikecilkan volumenya. Seperti berada di tengah keramaian, tapi merasa seperti hantu—hidup, tapi tidak benar-benar hidup.

Saya pernah ada di titik itu.

Dan yang paling membingungkan adalah… saya nggak ngerti kenapa. Semua tampak baik-baik saja di luar. Kerjaan oke. Keluarga baik. Teman ada. Tapi ada yang hilang di dalam diri saya. Dan saya terus bertanya-tanya: “Apa aku gila?”


Awalnya Saya Pikir Saya Cuma Lagi Capek

Awalnya saya mengira saya cuma kurang tidur. Jadi saya tidur lebih awal.

Nggak mempan.

Saya pikir saya butuh liburan. Jadi saya ambil cuti dan jalan-jalan sebentar.

Tetap saja, perasaan kosong itu mengikuti saya ke mana pun. Rasanya seperti berjalan di kabut tebal. Saya hadir secara fisik, tapi batin saya entah di mana.

Setiap pagi saya bangun, dan berpikir, “Ngapain sih hidup kayak gini terus?”

Padahal saya tahu saya bersyukur atas hidup ini. Tapi rasa bersyukur itu seperti tertutup kabut. Redup. Tak terdengar.


Saya Tidak Menangis, Tapi Juga Tidak Tertawa

Yang aneh, saya tidak meledak dalam emosi. Saya nggak nangis histeris. Tapi saya juga nggak bisa tertawa lepas.

Yang saya tahu, saya sering duduk diam, memandang tembok, dan merasa waktu bergerak tanpa saya.

Dan yang lebih menyakitkan: saya merasa tidak ada orang yang mengerti. Kalau saya cerita ke teman, jawabannya standar:

  • “Mungkin kamu kurang ibadah.”
  • “Kamu kurang bersyukur.”
  • “Kamu jangan overthinking.”

Saya tahu mereka niatnya baik. Tapi… perasaan kosong ini bukan karena saya kurang bersyukur. Bukan karena saya kurang bersyukur. Saya tahu saya manusia penuh berkat. Tapi tetap saja, ada ruang hampa di dalam diri saya yang tidak bisa diisi dengan logika.


Saya Akhirnya Bicara ke Orang yang Tepat

Suatu hari, saya iseng buka-buka media sosial dan nemu postingan tentang burnout emosional. Isinya: rasa lelah mental yang tidak terlihat, tapi menggerus semangat hidup pelan-pelan.

Saya baca itu… dan langsung merasa seperti disindir semesta.

Saya mulai membaca lebih banyak tentang mental health. Saya sadar: Oh… ternyata saya tidak gila. Saya cuma sedang kosong.

Dan itu bisa terjadi ke siapa saja. Bahkan ke orang yang terlihat kuat, ceria, dan sibuk setiap hari.

Akhirnya, saya coba memberanikan diri ngobrol dengan konselor. Awalnya ragu. Tapi dari pertemuan pertama, saya merasa seperti akhirnya ada seseorang yang tidak menghakimi, hanya mendengarkan.


Pelan-Pelan, Saya Menemukan Diriku Kembali

Saya belajar bahwa rasa kosong itu adalah sinyal dari tubuh dan hati saya: bahwa saya butuh jeda. Bahwa saya butuh kembali merasakan, bukan sekadar menjalani.

Saya mulai melakukan hal-hal kecil:

  • Menulis jurnal pagi
  • Berjalan kaki tanpa tujuan
  • Makan pelan-pelan, tanpa sambil buka HP
  • Membiarkan diri merasa, bahkan kalau itu “nggak enak”

Dan pelan-pelan… saya mulai merasa hidup kembali.

Bukan berarti langsung bahagia 100%. Tapi saya merasa napas saya lebih ringan. Saya mulai bisa tersenyum lagi. Dan yang paling penting: saya bisa bilang ke diri sendiri, “Kamu baik-baik saja. Kamu tidak sendiri.”


Kalau Kamu Merasa Kosong, Dengarkan Tubuhmu

Kalau kamu yang baca ini pernah atau sedang merasakan hal serupa, tolong tahu satu hal penting:

Kamu tidak gila.
Kamu tidak lemah.
Kamu hanya sedang lelah. Dan itu wajar.

Rasa kosong bukan berarti kamu gagal. Itu tanda bahwa kamu sudah terlalu lama menahan beban sendirian, dan sekarang tubuhmu meminta istirahat.


Tidak Apa-Apa untuk Minta Tolong

Saya tahu di masyarakat kita, kesehatan mental masih sering dianggap “berlebihan”. Tapi dari pengalaman saya, justru ketika saya mengakui bahwa saya tidak baik-baik saja, itulah awal dari pemulihan.

Jangan tunggu sampai kamu benar-benar jatuh untuk meminta bantuan. Kamu berhak merasa lega. Kamu berhak merasa utuh kembali.

Dan kamu tidak sendiri.


Jika kamu merasa mulai kelelahan secara mental atau merasa kosong tanpa sebab yang jelas, Alma Care hadir sebagai teman cerita dan tempat konsultasi yang aman dan profesional. Karena kamu pantas mendapatkan ruang untuk sembuh—tanpa penghakiman.

🌿 Yuk, mulai dari satu langkah kecil hari ini: akui rasa lelahmu, dan beri waktu untuk dirimu sendiri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *